Anak ke 2 dari 8 bersaudara ini dilahirkan di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 21 April 1964. Ayahnya Rasman, penjual es keliling dan ibunya, Darsiti, penjual kerupuk. Awalnya bercita-cita jadi tentara, akhirnya gagal karena alasan birokrasi. Bakat melukisnya sudah tampak sejak kecil dan didapat secara otodidak. Semasa sekolah, untuk urusan melukis tidak ada yang menandingi.
Setamat SMA, masuk sanggar GPRS (Gelanggang Remaja Planet Senen),
dibimbing oleh pelukis Budie AZ. Di tempat ini, ia mengenal lebih
mendalam dunia seni lukis dari para pelukis yang bergiat di sana. Bakat
alamnya kian tertempa dan berhasil menggeser nasib dirinya dari penjual
koran di Rumah Sakit Islam Jakarta Pusat hingga menjadi pelukis yang
cukup dikenal oleh komunitas seni rupa di Jakarta.
Perjumpaannya dengan seekor katak yang terdampar di ruang tamu rumahnya
tatkala musim hujan, menginspirasinya untuk menempatkan figur katak
sebagai sebuah ‘mitologi’ kontemporer berdasarkan konsepsi yang mampu ia
representasikan ke atas kanvas. Sampai-sampai katak disematkan ke dalam
namanya sehingga ia kerap di kenal sebagai ‘Budi Kodok’. Dunia seni
lukis dengan kodok-kodoknya, membuatnya berhasil memberikan status yang
lebih tinggi, dengan dipercayainya ia sebagai pengajar di sekolah formal
untuk mengajar kesenian, bahkan dari sekolah swasta nasional berpindah
ke sekolah internasional (Gandhi Memorial Intentional School) di
Jakarta.
Bekerja, Berdoa dan Berharap, Cat Minyak diatas Kanvas, 200 x 145 cm (2013) |
Pelukis yang mempunyai konsep berkarya ‘dekat dengan alam’ ini memiliki dua buah studio lukis yang biasa di gunakannya, studio yang pertama berada di Sumur Batu, Jalan Lancar 3, Nomor 14, RT 02/RW 07, Kemayoran, Jakarta Pusat dan studio yang ke dua berada di Taman Harapan Baru Blok U3 Nomor 9 RT 04/RW 25, Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat.
Tercatat sudah enam kali ia berpameran tunggal, pameran bertiga maupun pameran bersama pernah ia ikuti, diantaranya, Pameran Tunggal DALAM DIAM ADA GERAK, DALAM GERAK JANGAN DIAM, di Hilton Evecutive Club, Jakarta (1994). Pameran Tunggal, Di Hazara Bar Jakarta (1999). Pameran Tunggal DALAM DIAM ADA KATA, DALAM KATAK ADA CERITA di Indo Steak Restaurant, Menara KADIN Kuningan, Jakarta (2000). Pameran Lukisan Bertiga INDONESIA–RUSIA (Budi Karmanto DR, Sigit Wicaksono dan Svetlana Louneva) di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta (1992). Pameran Lukisan Bertiga (Budi Karmanto DR, Sahat Simatupang, dan Yan Suryana), Di Balai Budaya, Jakarta (1994). Pameran bersama Kelompok Senen di Bulungan, Jakarta Selatan (1986), Pameran lukisan 6 PELUKIS SENEN di Balai budaya, Jakarta (1988). Pameran bersama kelompok B 5 di PPIA LIA, Jakarta (1990). Pameran bersama Kelompok Grogol Senen 200 di Mitra Budaya, Jakarta (1990). Pameran lukisan DWI TUNGGAL (Budi Karmanto DR, masPadhik) pada 4 - 14 November 2011 di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pameran Tunggal yang ketujuh ‘Catatan Harian Biru’ digelar di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki pada 3 – 15 April 2013.
Menikah dengan Darsih, di karuniai tiga orang putra, Achmad Dzulfikar Novanto, Cesar Apridarkar dan Venno Syakarsih.