Yunizar (1971 -) adalah seorang seniman terkemuka Indonesia. Ia lahir di Talawi, Sumatera Barat, Indonesia. Dia
lulus pada 1999 dengan gelar di bidang Seni Rupa dari ISI, Institut
Seni Indonesia, Yogyakarta, sekolah kebanggaan nasional dan jantung
progresif art-keputusan di Indonesia. Kreativitas dan perubahan adalah garis depan agenda sekolah dan ini jelas dalam etos kerja Yunizar itu.
Yunizar adalah seorang pelukis yang karya-karyanya dapat dijelaskan oleh upaya untuk memajukan keasyikannya untuk masih hidup. Botol, pot-kaktus, apel dan elemen lainnya yang dicat sendiri-sendiri, dan kemudian direproduksi dalam garis disederhanakan, akhirnya mengalikan eksponensial sebagai elemen yang sangat kecil di atas kanvas yang luas, seperti berdesakan pemandangan dua dimensi tersedak kemampuan reproduksi sendiri. Di lain waktu ia melenyapkan multiplisitas ini, menggusur dengan tokoh tunggal, atau kepala, tersenyum, cacat dan dikonsumsi oleh rasa keterasingan atau pengasingan. Dalam serangkaian khas Coretan (Marks), garis dan tanda-tanda yang digunakan sebagai ucapan panik. Obfuscating dan tidak pernah menyatakan segala bentuk niat. Namun, rasa narasi disimpan tersisa di pinggiran frame, yang abadi dalam ketegangan cemas. Salah satu seniman yang paling dinamis baru Indonesia, Yunizar menarik dari warisan yang kaya untuk membuat gambar yang membangkitkan kenangan mimpi dan mitos serta duniawi.
Yunizar menghabiskan masa kecilnya di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Ini adalah sekolah kebanggaan nasional dan jantung progresif seni pembuatan di Indonesia. Secara historis, Yogyakarta merupakan tempat tradisional, global dan populer menyatu dalam lingkungan yang subur dan merangsang, yang berpuncak pada adegan seni yang berani dan asli. Pelatihan Yunizar dan kematangan bersinar melalui dengan palet make-up, warna pudar, matahari dikelantang dan cuaca lelah. Warna-warna mencerminkan lingkungannya di Indonesia dan tetap menjadi tema konstan dalam karya-karyanya. Ini palet terkendali kuning, cokelat dan hijau disandingkan dengan keinginan masyarakat untuk semua hal-hal baru dan cerah. Ini mengisyaratkan keinginannya untuk mendekonstruksi gagasan penonton keindahan, dan bagaimana itu terdiri. Untuk Yunizar, keindahan dalam seni datang melalui komposisi kompleks yang memperkenalkan cara yang berbeda.
Lebih memilih untuk bermain dengan ruang kosong, lukisannya membawa gaya abstrak tanda tangannya dengan fokus pada tekstur yang mengundang pengunjung untuk menjangkau untuk merasakan. Dia memahami dan memanipulasi material, bekerja terutama dalam akrilik dan pensil, berseni membangun volume dan anti-irama dengan sapuan kuas dan pengaturan sebagainya tayangan melalui kontras dan garis, bentuk dan warna.
Pameran
Selected Solo Exhibitions
Selected Group Exhibitions
Year | Exhibition | Venue | Country |
---|---|---|---|
2013 | Art Stage | Gajah gallery | Singapore |
2012 | India Art Fair with Gajah Gallery | New Delhi | India |
2011 | Art Stage | Gajah gallery | Singapore |
2009 | Jogja Biennale X | Yogyakarta | Indonesia |
2009 | Jendela - A Play of the Ordinary | NUS Museum | Singapore |
2006 | Angkor-The Djin Within | Gajah gallery | Singapore |
2006 | - | Exhibition at Vanessa Art Link Gallery | Jakarta, Indonesia |
2005 | CP-Open Biennale: Urban/culture | - | Jakarta, Indonesia |
2004 | Merahnya Merah (How Red is Red) | Nadi Gallery | Jakarta Indonesia |
2004 | Object(ify) | Nadi Gallery | Jakarta, Indonesia |
2004 | Faces | Chouinard Gallery | Hong Kong |
2003 | Borobudur International Festival | H.Widayat Museum | Magelang, Indonesia |
2002 | Alfi-Yunizar-Mantofani | Chouinard Gallery | Hongkong |
2002 | Indofood Art Awards | National Museum | Jakarta & ARMA Agung Rai Art Museum Bali, Indonesia |
2001 | Not Just Political | H.Widayat Museum | Magelang, Indonesia |
2000 | Indonesian Expressions | - | Singapore |
1999 | From a Window, Group Exhibition of the JENDELAll | Padma Gallery | Bali, Indonesia |